‘Kamu Lebih
Cantik Berkerudung’, inilah kalimat dari stiker yang kudapat dari acara islami
di kampus. Aku sudah berkerudung waktu itu. Aku pun berbisik ke teman di
sampingku,
“Hmm, tapi aku
lebih cantik kalo nggak pake kerudung,” kenyataan kalau aku lebih cantik tidak berkerudung
ini kudapat dari beberapa komentar orang-orang di sekitarku. Sebenarnya aku
tidak begitu peduli aku cantik atau tidak mengenakan kerudung. Memakai kerudung
itu kewajiban, itu saja. Aku tidak terlalu memerhatikan penampilan. Asal enak
digunakan, It’s ok. Rencana berkerudung ini sudah ada sejak kelas 3 SMP. Waktu
itu sempat berpikir, jika seragam SMA ku rok panjang akan kuputuskan untuk
berkerudung. Namun rencana itu tidak berjalan. Ada pemikiran lain tentunya.
Masih ingat
jelas ketika aku daftar ulang di SMA ku, petugas yang ngasih kain seragam
bertanya,
“Pake kerudug
ato nggak?”
Aku menoleh ke
kakakku yang mengantar waktu itu, meminta saran. He just said,
“Up to you”
Yup, semua
keputusan ada di tanganku dan aku bilang tidak.
Aku punya
alasan. Sebelum lulus SMP, aku melihat orang-orang di sekitarku. Kebanyakan
lulus SMA kerja. Pekerjaan mereka biasanya kalau tidak pegawai pabrik ya
pramuniaga. Nah, untuk pramuniaga ini ada beberapa yang mewajibkan pagawainya
tidak berkerudung. Dan orang-orang di sekitarku rela melepas kerudung mereka
untuk bekerja. Bahkan ada yang lulusan dari sekolah Islam dimana selama sekolah
mereka berkerudung. Yah, menurutku daripada melepas kerudung lebih baik tidak
berkerudung dari awal. Itu alasanku kenapa selama SMA tidak berkerudung. Jadi
bukan karena fashion, nggak siap, atau alasan apalah itu.
Itu keputusan
yang salah? Sepertinya iya. Tapi aku orang yang sedikit keras kepala. Ada teman
semasa SMA juga yang menyarankanku untuk mengenakan kerudung. Ah, sudahlah. Aku
punya keputusan sendiri.
Selepas SMA,
aku mengikuti tes SNMPTN tahun 2009. Dari orang tua sih sebenarnya tidak
disarankan, mereka lebih mendukung kalau aku bekerja. Bahkan kakakku. Tahun
depan aja katanya. But, It’s ok. I can do it by my self.
Jadi inget
waktu mau beli buku soal SNMPTN di sebuah toko buku di mall. Berkeliling lama
dan tak menemukan yang kucari, akhirnya aku bertanya,
“Mbak, buku
soal SNMPTN nya di sebelah mana?”
“Wah, sudah
dikembalikan mbak,”
Demi apa?? Aku
belum beli sudah dikembalikan aja tuh buku. Emang udah telat banget ya beli
bukunya. Yah, ini karena terlalu fokus sama UNAS jadi nggak sempet beli buku.
Tapi akhirnya aku berhasil mendapatkan buku soal SNMPTN di sebuah toko buku
kecil,
“Ini mbak,
tinggal sedikit. Versi paling lengkap juga tingga satu,” kata si penjual.
“Iya mbak,
yang paling lengkap itu aja,”
Parah, tuh
buku versi paling lengkap. Besar bin tebel. Emang bisa selesai makan semua
isinya?? Entahlah, yang penting diboyong dulu aahhh..
Singkat
cerita, aku diterima di sebuah kampus. Yup, mengenakan kerudung. Kalau mau
kerja kan bisa jual keahlian, nggak perlu lepas kerudung. Hehe
Ada pengalaman
menarik saat kuliah, tentang kerudung juga. Jadi waktu itu aku masih mahasiswa
baru. Koleksi pas fotoku ya foto jaman SMA, belum berkerudung. Daripada penuh
di dompet dan belum ada stok pas foto berkerudung, akhirnya kuberikan ke
petugas fakultas sebagai persyaratan pengajuan beasiswa. Yang penting ada
fotonya kan.
“Dibalik
fotonya ditulis nama dan nomor mahasiswanya ya mbak,” kata petugas beasiswa
waktu itu.
“Iya Pak,” aku
pun menulis dengan cepat dan mengembalikan pas fotoku.
Menerima pas
fotoku, si petugas bingung. Dilihatnya foto dan wajahku berulang kali secara
bergantian, kemudian
“ Ini fotonya
mbak??”
“Iya Pak”
Petugas ini
kembali melihat foto dan wajahku lagi dan lagi dengan penuh curiga,
“Nggak mirip”
katanya kemudian sambil menggeleng perlahan.
Dieeenggg???
-.-a. Emang segitunya nggak mirip ya?? Padahal itu fotoku. Beneran, asli.
Untung aja si petugasnya nggak bilang terus terang gini,
“Kok lebih
cantik yang di foto ya mbak??”
Uwaaaa…
makjleb banget dah. Hahahaha
Kembali lagi
melihat stiker dengan tulisan ‘Kamu Lebih Cantik Berkerudung’. Teman di
sampingku ini tiba-tiba bilang gini,
“Kamu lebih
cantik berkerudung kok. Yah, cantik di mata Allah”
Eaaaa… diem
dah kalo udah kayak gini. Btw, cewek di sampingku ini lulusan pondok di
Lamongan. Dan sekarang dia mengajar di sana.
Ngomong
masalah bekerja, aku sempat wawancara kerja dan ditanya,
“Mau nggak
kalau diminta lepas kerudung?”
Dua perusahaan
yang nanya seperti itu, dan jawabanku “Nggak”. And you know, aku diterima.
Dapet kerja nggak harus mengorbankan agamamu kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar