Rabu, 25 Juni 2014

Berkerudung



‘Kamu Lebih Cantik Berkerudung’, inilah kalimat dari stiker yang kudapat dari acara islami di kampus. Aku sudah berkerudung waktu itu. Aku pun berbisik ke teman di sampingku,
“Hmm, tapi aku lebih cantik kalo nggak pake kerudung,” kenyataan kalau aku lebih cantik tidak berkerudung ini kudapat dari beberapa komentar orang-orang di sekitarku. Sebenarnya aku tidak begitu peduli aku cantik atau tidak mengenakan kerudung. Memakai kerudung itu kewajiban, itu saja. Aku tidak terlalu memerhatikan penampilan. Asal enak digunakan, It’s ok. Rencana berkerudung ini sudah ada sejak kelas 3 SMP. Waktu itu sempat berpikir, jika seragam SMA ku rok panjang akan kuputuskan untuk berkerudung. Namun rencana itu tidak berjalan. Ada pemikiran lain tentunya.
Masih ingat jelas ketika aku daftar ulang di SMA ku, petugas yang ngasih kain seragam bertanya,
“Pake kerudug ato nggak?”
Aku menoleh ke kakakku yang mengantar waktu itu, meminta saran. He just said,
“Up to you”
Yup, semua keputusan ada di tanganku dan aku bilang tidak.
Aku punya alasan. Sebelum lulus SMP, aku melihat orang-orang di sekitarku. Kebanyakan lulus SMA kerja. Pekerjaan mereka biasanya kalau tidak pegawai pabrik ya pramuniaga. Nah, untuk pramuniaga ini ada beberapa yang mewajibkan pagawainya tidak berkerudung. Dan orang-orang di sekitarku rela melepas kerudung mereka untuk bekerja. Bahkan ada yang lulusan dari sekolah Islam dimana selama sekolah mereka berkerudung. Yah, menurutku daripada melepas kerudung lebih baik tidak berkerudung dari awal. Itu alasanku kenapa selama SMA tidak berkerudung. Jadi bukan karena fashion, nggak siap, atau alasan apalah itu.
Itu keputusan yang salah? Sepertinya iya. Tapi aku orang yang sedikit keras kepala. Ada teman semasa SMA juga yang menyarankanku untuk mengenakan kerudung. Ah, sudahlah. Aku punya keputusan sendiri.
Selepas SMA, aku mengikuti tes SNMPTN tahun 2009. Dari orang tua sih sebenarnya tidak disarankan, mereka lebih mendukung kalau aku bekerja. Bahkan kakakku. Tahun depan aja katanya. But, It’s ok. I can do it by my self.
Jadi inget waktu mau beli buku soal SNMPTN di sebuah toko buku di mall. Berkeliling lama dan tak menemukan yang kucari, akhirnya aku bertanya,
“Mbak, buku soal SNMPTN nya di sebelah mana?”
“Wah, sudah dikembalikan mbak,”
Demi apa?? Aku belum beli sudah dikembalikan aja tuh buku. Emang udah telat banget ya beli bukunya. Yah, ini karena terlalu fokus sama UNAS jadi nggak sempet beli buku. Tapi akhirnya aku berhasil mendapatkan buku soal SNMPTN di sebuah toko buku kecil,
“Ini mbak, tinggal sedikit. Versi paling lengkap juga tingga satu,” kata si penjual.
“Iya mbak, yang paling lengkap itu aja,”
Parah, tuh buku versi paling lengkap. Besar bin tebel. Emang bisa selesai makan semua isinya?? Entahlah, yang penting diboyong dulu aahhh..
Singkat cerita, aku diterima di sebuah kampus. Yup, mengenakan kerudung. Kalau mau kerja kan bisa jual keahlian, nggak perlu lepas kerudung. Hehe
Ada pengalaman menarik saat kuliah, tentang kerudung juga. Jadi waktu itu aku masih mahasiswa baru. Koleksi pas fotoku ya foto jaman SMA, belum berkerudung. Daripada penuh di dompet dan belum ada stok pas foto berkerudung, akhirnya kuberikan ke petugas fakultas sebagai persyaratan pengajuan beasiswa. Yang penting ada fotonya kan.
“Dibalik fotonya ditulis nama dan nomor mahasiswanya ya mbak,” kata petugas beasiswa waktu itu.
“Iya Pak,” aku pun menulis dengan cepat dan mengembalikan pas fotoku.
Menerima pas fotoku, si petugas bingung. Dilihatnya foto dan wajahku berulang kali secara bergantian, kemudian
“ Ini fotonya mbak??”
“Iya Pak”
Petugas ini kembali melihat foto dan wajahku lagi dan lagi dengan penuh curiga,
“Nggak mirip” katanya kemudian sambil menggeleng perlahan.
Dieeenggg??? -.-a. Emang segitunya nggak mirip ya?? Padahal itu fotoku. Beneran, asli. Untung aja si petugasnya nggak bilang terus terang gini,
“Kok lebih cantik yang di foto ya mbak??”
Uwaaaa… makjleb banget dah. Hahahaha
Kembali lagi melihat stiker dengan tulisan ‘Kamu Lebih Cantik Berkerudung’. Teman di sampingku ini tiba-tiba bilang gini,
“Kamu lebih cantik berkerudung kok. Yah, cantik di mata Allah”
Eaaaa… diem dah kalo udah kayak gini. Btw, cewek di sampingku ini lulusan pondok di Lamongan. Dan sekarang dia mengajar di sana.
Ngomong masalah bekerja, aku sempat wawancara kerja dan ditanya,
“Mau nggak kalau diminta lepas kerudung?”
Dua perusahaan yang nanya seperti itu, dan jawabanku “Nggak”. And you know, aku diterima. Dapet kerja nggak harus mengorbankan agamamu kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar