Rabu, 13 April 2016

Dunia Kerja PPIC (Part 1)

Kali ini saya akan membahas mengenai dunia kerja. Sebenarnya apa saja yang dilakukan seseorang di dunia kerja? Saya akan berbagi pengalaman selama menjadi karyawan.
Ok, kita mulai dari lulus kuliah. Kalau ditanya "setelah lulus kemana?" dengan mantap saya akan menjawab "kerja". Tentu saja setelah perdebatan alot dengan diri sendiri akhirnya saya lebih memilih kerja dibandingkan lanjut S2. Meskipun sebenarnya rencana topik thesis beserta jurnal pendukungnya telah ada di laptop sejak semester 6.
Kerja? Di bidang apa? Sebagai lulusan teknik industri, hampir semua bidang bisa saya masuki. Namun saya lebih menyukai bidang manufaktur, produksi, intinya orang lapangan. Waktu itu saya agak menghindari bidang supply chain karena dijamin ruwet. Dan sekarang, inilah saya. Bekerja sebagai karyawan di departemen ppic, jantungnya supply chain.
Hari pertama kerja rasanya gamang. Tidak ada training atau sejenisnya. Hanya pengarahan dan pengenalan produk seadanya. Bahkan dalam wujud produk "membayangkan". Waktu itu masih belum jelas apa yang harus dikerjakan. Ditambah lagi program yang diajarkan sekenanya. Selebihnya belajar sendiri.
Di dunia kerja hampir sama dengan dunia organisasi di kampus. Bedanya kalau di dunia kerja dimarahinya sama owner perusahaan bukan teman atau senior sendiri. Dan tentu saja, tanggung jawabnya juga lebih besar.
Lantas, apa saja yang dilakukan selama 7 jam di balik komputer?
Ok, kalau benar-benar ppic pabrik, biasanya ada acara turun ke lantai produksi untuk memantau proses produksi. Namun, posisi saya adalah sebagai ppic pusat. Intinya lebih ke arah mengontrol ppic dan admin yang ada di cabang-cabang.
Kembali lagi di "apa saja yang dilakukan selama 7 jam?" Untuk hal ini, jobdesk saya berubah-ubah mulai dari awal bekerja hingga sekarang. Agar lebih paham mengenai pekerjaan ppic, kita mulai dari mengontrol stok barang jadi.
Stok barang jadi ini bisa dilihat di program untuk all plant, di tempat saya bekerja ada 15 pabrik dan akan bertambah tiap tahun. 
Pertama yakni menarik data semua produk di semua pabrik dan menandai produk-produk yang kurang stoknya (shortage). Produk shortage adalah produk yang stok hariannya lebih kecil dari permintaan marketing. Saya bekerja di perusahaan baverage jadi produksinya make to stock. Untuk jumlah produksi menyesuaikan dengan forecast marketing.
Untuk permintaan marketing sendiri ada dua jenis. Pertama permintaan kirim, yakni jumlah barang yang memang harus dikirimkan ke pelanggan. Dan ppic wajib hukumnya untuk memenuhi orderan ini. Kedua permintaan pesanan. Permintaan ini muncul karena ada pelanggan yang memesan barang namun belum minta dikirim. Ada kemungkinan permintaan pesanan ini dibatalkan. Kalau yang ini hukumnya sunnah bagi ppic untuk menyediakan stok barang. Namun sebagai ppic harus selalu antisipasi dan biasanya ppic menyediakan stok barang jadinya.
Pengecekan barang shortage ini dilakukan setiap pagi, dievaluasi, dan diselesaikan setiap permasalahannya setiap hari untuk 15 cabang pabrik seluruh Indonesia. Kalau dikalkulasi ke dalam jam, pemantauan ini dilakukan sekitar 30-60 menit di awal jam kerja. Di luar adanya permasalahan eksternal biasanya sudah selesai.
Mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan produk shortage akan dibahas di tulisan selanjutnya.
Tetap belajar dan terus bermanfaat ya ^^.