Minggu, 16 Januari 2022

Tips Mengungkapkan Galau



Kata “Galau” ini terasa sangat sering diucapkan oleh kebanyakan orang beberapa tahun belakangan ini. Entah siapa yang memopulerkannya. Galau muncul karena ada masalah. Semua orang tentunya punya masalah, tidak terkecuali aku. Sempat ada teman yang mengatakan kalau aku itu flat, tidak pernah memperlihatkan emosi, datar. Jarang hampir tidak pernah merasakan yang namanya “Galau”. Menurutku bukan tidak pernah “merasakan” tapi memang hampir tidak pernah “memperlihatkan” kegalauan kepada orang lain. Ekspresi dan suasana hati kita akan berdampak kepada lingkungan sekitar jadi aku menjaga itu.
Sering aku menjumpai teman-teman yang galau dan menuliskannya di status media sosial. Tanpa sengaja tulisan yang biasanya berisi keluhan, kemarahan, keputus asaan, bahkan makian pun terpampang di hadapanku. Dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi suasana hati siapapun yang akan membacanya. Nah, cara seperti itu kurang tepat. Selain merugikan orang lain, tulisan semacam itu juga menandakan bahwa orang yang menulisnya belum bisa mengontrol emosi. Bukankah pribadi seseorang terlihat dari tulisannya? Jadi, tulislah sesuatu yang berdampak positif bagi orang lain.
                Menurutku permasalahan (baca: kegalauan) punya tingkat kerahasiaan. Yah, meskipun sifatnya rahasia akan sangat tidak nyaman kalau dipendam sendiri bukan? Ingin sekali menceritakan keresahan yang menimpa. Ok, penanganan kegalauan ini dapat diatasi dengan cara yang berbeda berdasarkan level kerahasiaan. Ini berdasarkan pengalaman pribadi. 
1.    Sangat Sangat Rahasia
Ini adalah permasalahan yang tak seorang pun boleh mengetahuinya. Sengaja maupun tidak disengaja. Intinya sangat membutuhkan privasi tingkat tinggi. Nah, kegalauan ini hanya bisa dicurahkan kepada Sang Pencipta. Pengaduannya pun harus dilakukan di waktu dan tempat yang tak seorang pun tahu. Misal di dalam kamar saat dini hari. Kamu bisa mencurahkan segala permasalahanmu dengan leluasa tanpa khawatir ada orang yang tahu. Curhat model ini bisa dibilang paling efektif dan efisien. Segala kegalauan yang kita alami pasti didengar dan diberikan solusi. Siap-siap memperoleh kedamaian hati setelah melakukannya.
 2.     Sangat Rahasia
Kadangkala kita memiliki permasalahan sangat rahasia namun terasa belum cukup ketika hanya mencurahkannya kepada sang Pencipta. Tapi juga tak ingin diketahui orang lain bahkan teman dekat. Cara lain mencurahkan keresahan hati semacam ini adalah dengan menulisnya. Bisa ditulis di buku diary ataupun diketik di perangkat elektronik. Setidaknya kita telah berbagi masalah meskipun ke benda mati. Curahkan semuanya. Hingga setebal novel pun tak masalah. Intinya harus dikeluarkan semua. Tapi jangan lupa menambahkan kalimat-kalimat positif di akhir tulisanmu. Bagaimanapun kita perlu memberikan motivasi kepada diri sendiri. Karena isi dari tulisan saat “Galau” adalah berkeluh kesah maka jika ditambahkan kalimat positif di dalamnya kelak ketika kita membacanya kembali tidak terlalu kecewa dengan apa yang telah dialami.
 Agar lebih bermanfaat, tulisan curhatanmu bisa ditulis dengan bahasa yang disukai. Misal ingin ditulis menggunakan bahasa Inggris agar lebih lancar juga menulis dalam bahasa Inggris? Boleh. Atau lagi suka dan ingin belajar bahasa Korea, Jerman, Jepang, Belanda, Arab, atau bahasa yang lainnya? Bisa. Silakan tulis semuanya dalam bahasa yang kamu sukai. Ada beberapa manfaat, pertama kegalauan berkurang, kemampuan menulis menggunakan bahasa asing semakin meningkat, dan kalian pun akan merasa bahagia. Melakukan sesuatu yang disukai untuk meluapkan kesedihan.
 Waktu SMP aku pernah menemukan salah seorang temanku yang patah hati. Galau berkepanjangan akhirnya dia melukai tangannya hingga berdarah-darah. Nah, yang seperti ini JANGAN dicontoh. Kalau ingin meluapkan kegalauan cobalah aktivitas yang bermanfaat juga. Lihat saja beberapa musisi ngetop. Hampir semua karyanya adalah curahan kegalauan mereka sendiri. Dan sekarang mereka terkenal akibat dari kebijaksanaan menghadapi kegalauan, yakni dengan meluapkannya dalam karangan lagu.
 Aku pun pernah mengalami kegalauan tipe “Sangat Rahasia” ini. Sebenarnya itu tidak terlalu rahasia tapi tidak ada seorang pun tahu kalau aku ternyata galau gara-gara permasalahan itu. Ini sangat rahasia. Akhirnya kuketiklah semua yang ingin aku ungkapkan. Dan kebetulan ada kompetisi menulis masalah curhatan diiringi oleh kalimat motivasi. Hadiahnya adalah karya yang terpilih akan diterbitkan ke dalam buku antologi. Iseng, aku pun memasukkan tulisan curhatanku tanpa mendetilkan permasalahan sebenarnya agar bisa disesuaikan dengan permasalahan apapun. Dan ternyata karyaku termuat. Aku senang karena hanya diambil sekitar 70an karya dari 1000 karya lebih yang mengikuti kompetisi ini. Good job for me ^.^ (merayakan kesuksesan diri sendiri).
 3.      Rahasia
Permasalahan yang bersifat rahasia bisa dicurahkan kepada orang yang dipercaya, misal teman dekat. Selain bisa menjadi pendengar yang baik, teman dekat juga tentunya bisa menjaga rahasia. Ketika teman dekat memiliki nasehat ataupun solusi, mereka akan dengan senang hati menyampaikannya kepada kita.
 4.      Bukan Rahasia
Galau tapi masalahnya umum. Hampir semua orang mengalami. Contohnya nilai ujian yang kurang memuaskan. Galau semacam ini bisa didiskusikan dengan teman-teman seperjuangan, teman yang sama-sama mendapatkan nilai kurang bagus. Cuap-cuap aja sama mereka hingga mulut berbusa. Dari sini biasanya timbul kebersamaan dan akan timbul energi untuk saling memperbaiki diri.
Ok, itu adalah tips mengungkapkan galau dariku. Semoga teman-teman yang lagi galau bisa lebih bijak dalam menghadapi kegalauan kalian ya. ^.^

Peran Muslimah dalam Peradaban Islam

 Ahad, 16 Januari 2022

Pagi ini saya mengikuti kajian di zoom dengan pembicara Ummu Balqis. Sebelumnya saya pernah ikut kelas Bengkel Diri level 1 dan 2. Dan saat ini jadi reseller kauniyah oil juga, eh ^^

Ok, kajian kali ini membahas hal cukup berat yakni muslimah dalam peradaban Islam. Peran perempuan.

Flash back, dulu ketika dipromosikan menjadi manager wilayah, hrd menyimpulkan satu hal pada saya, "Di organisasi kamu cenderung ada di second layer ya?", simpulnya ketika saya cerita posisi saya di organisasi saat kuliah seringnya sebagai sekretaris.

"Iya pak, saya tidak tertarik di first layer. Saya tidak tertarik jadi ketua/pemimpin", jawabku jujur

"Lho, jangan gitu. Nanti kalau sudah ada di level wilayah, kamu yang jadi first layernya ya"

Aku? No comment. Cuman bisa senyum maksa. 😅

Oke, seperti yang diungkapkan Ummu Balqis, peran perempuan di peradaban Islam ada yang di balik layar dan ada pula yang di depan layar. Ini pilihan.

Kalau di belakang layar, kita bisa ambil contoh:

1. Ibunda Khadijah, dibalik sepak terjang dakwah Rasulullah

2. Ibunda Annawar binti Malik: ibu dari Zaid bin Tsabit

3. Ummu Aiman dibalik sosok Usamah bin Zaid

Sedangkan peran di depan layar, kita bisa menyebutkan beberapa diantaranya:

1. Mariam Al Astrolabiya al Ijliya (10 M) penemu GPS > Baru tauuu 😓

2. Sutayta Al Mahamalu (10 M) pakar matematika

3. Rufaidah Al Aslamia perawat dan ahli pengobatan pertama di dunia

4. Zaynah Syahda ahli seni kaligrafi

5. Muzna juru tulis khalifah Al Amiran Nasire

Oke, menempatkan diri kita di peran belakang layar maupun di depan layar itu pilihan. Dan pastinya dari dua pilihan ini tidak ada yang bisa dicapai dengan rebahan ya sob 😁

Lanjut, mulainya darimana?

Sebelum lanjut, kita musti menjawab 3 pertanyaan mendasar tentang kehidupan.

1. Kita darimana? Diciptakan oleh Allah

2. Kita diciptakan untuk apa? Beribadah kepada Allah

3. Kita kemana setelah mati? Kembali kepada Allah

Jika inti kita hidup di dunia tujuan akhirat, maka apapun peran kita nantinya adalah apapun yang membuat Allah ridha kepada kita.

Dari kajian tadi pagi, peran di dunia dibagi menjadi dua:

1. Peran Internal

- Kesalihan individu (keimanan dan konsep tujuan hidup --> ilmu --> amal shalih, ibadah harian, akhlaqul karimah)

- Kesalihan Domestik (ilmu --> visi misi pernikahan --> ilmu seni berumah tangga dan parenting)

Peran wanita sebagai istri:

1. Sumber ketenangan suami

2. Partner diskusi suami

3. Pendukung utama suami

4. Saling menjaga

5. Support dakwah suami 

6. Partner mendidik anak

Peran wanita sebagai ibu:

1. Melahirkan anak

2. Menyusui anak

3. Bersama-sama suami mendidik anak


2. Peran Eksternal

- Dakwah (menjadi panitia dakwah, nulis dakwah di blog >> nih lagi bikin, langsung action 🤭)

- Perluasan ilmu (misal sedang kuliah, kuliah yang sungguh-sungguh jangan semata-mata biar dapet ijasah)

- Menjaga dari kehancuran adab dan akhlak (minimal dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat, berusaha memperbaiki akhlak)


Tantangan dalam menjalankan peran sebagai muslimah:

1. Hedonisme (tergantung lingkungan biasanya)

2. Manajemen diri (ini banyak hal ya, masuk dalam manajemen emosi, manajemen waktu, manajemen prioritas dll)

3. Istiqomah

4. Menjaga niat (istiqomah)

Dan satu pesan dari Ummu Balqis dalam akhir kajian yakni "Action"

Jadi temen-temen yang kebetulan baca blog ini, yuk langsung action. Mari bersama-sama berkontribusi membangun peradaban Islam.

Semangat karena Allah.. ^^