Minggu, 03 Juli 2022
Renew You
Minggu, 26 Juni 2022
Inspirasi Ibunda Imam Syafi'i
Ibunda Imam Syafi'i bernama Fatimah binti Ubaidillah (Ummu Habibah al-Uzdiyah). Ketika mengandung Imam Syafi'i, sang ibunda mengisi harinya dengan beribadah. Saat sang putra masih belia, ibunda Imam Syafi'i dengan penuh keikhlasan mengirim putranya ke Makkah agar putranya hidup dekat dengan pusat ilmu.
Menjelang keberangkatan putranya, sang ibu berdoa, "Ya Allah, Tuhan Penguasa seluruh alam. Anakku ini akan meninggalkanku untuk berjalan jauh menuju rdiha-Mu. Karena itu, aku mohon kepada-Mu ya Allah, mudahkanlah urusannya, jagalah keselamatannya, dan panjangkanlah umurnya agar aku bisa melihatnya kembali saat pulang nanti dengan dada penuh ilmu berguna. Aamiin."
Setelah berdoa, sang ibu memeluk anaknya dan berkata, "Pergilah anakku. Allah bersamamu. Insya Allah, kelak engkau akan menjadi bintang ilmu yang paling gemerlap. Pergilah sekarang juga, karena ibu ridha melepaskanmu. Ingatlah, Allah adalah sebaik-baik tempat untuk mencari perlindungan."
Surga di Dunia
Surga. Siapa sih yang ga pengen ke surga? Pastinya ini cita-cita semua orang yang percaya adanya surga ya. Percaya adanya surga.
Kalau membahas tentang surga, di benak kita akan membayangkan tempat yang sangat indah, tenang, dan damai. Selama ini aku membayangkan surga itu seperti Swiss. Pegunungan dengan air sungai jernih. Tenang dan damai.
Sempat menonton reel tentang Swiss. Di situ dijelaskan kalau Swiss itu mahal sih tapi worth it dengan apa yang kita peroleh. Pemandangan dan suasana nyaman. Kalo Swiss aja mahal tapi worth it, apalagi surga?? Surga ini mahal loh, seluruh waktu kita mustinya diinvestasikan untuk menggapai ridho Allah. Karena ridho Allah ini lah tiket masuk ke surga.
Jadi, yuk menjadi pribadi penghuni surga. Memantaskan ikhtiar agar Allah ridho dengan kita. Salah satu motivasi tuh kalo baca surat Al-Mu'minun di awal surat. Di situ dijelaskan rinci apa saja yang harus dilakukan agar menjadi penghuni surga firdaus. Firdaus gengs, surga di tingkatan tertinggi. Bismillah yuk bisa ketemuan di surga Firdaus. Aamiin..
Minggu, 16 Januari 2022
Tips Mengungkapkan Galau
Peran Muslimah dalam Peradaban Islam
Ahad, 16 Januari 2022
Pagi ini saya mengikuti kajian di zoom dengan pembicara Ummu Balqis. Sebelumnya saya pernah ikut kelas Bengkel Diri level 1 dan 2. Dan saat ini jadi reseller kauniyah oil juga, eh ^^
Ok, kajian kali ini membahas hal cukup berat yakni muslimah dalam peradaban Islam. Peran perempuan.
Flash back, dulu ketika dipromosikan menjadi manager wilayah, hrd menyimpulkan satu hal pada saya, "Di organisasi kamu cenderung ada di second layer ya?", simpulnya ketika saya cerita posisi saya di organisasi saat kuliah seringnya sebagai sekretaris.
"Iya pak, saya tidak tertarik di first layer. Saya tidak tertarik jadi ketua/pemimpin", jawabku jujur
"Lho, jangan gitu. Nanti kalau sudah ada di level wilayah, kamu yang jadi first layernya ya"
Aku? No comment. Cuman bisa senyum maksa. 😅
Oke, seperti yang diungkapkan Ummu Balqis, peran perempuan di peradaban Islam ada yang di balik layar dan ada pula yang di depan layar. Ini pilihan.
Kalau di belakang layar, kita bisa ambil contoh:
1. Ibunda Khadijah, dibalik sepak terjang dakwah Rasulullah
2. Ibunda Annawar binti Malik: ibu dari Zaid bin Tsabit
3. Ummu Aiman dibalik sosok Usamah bin Zaid
Sedangkan peran di depan layar, kita bisa menyebutkan beberapa diantaranya:
1. Mariam Al Astrolabiya al Ijliya (10 M) penemu GPS > Baru tauuu 😓
2. Sutayta Al Mahamalu (10 M) pakar matematika
3. Rufaidah Al Aslamia perawat dan ahli pengobatan pertama di dunia
4. Zaynah Syahda ahli seni kaligrafi
5. Muzna juru tulis khalifah Al Amiran Nasire
Oke, menempatkan diri kita di peran belakang layar maupun di depan layar itu pilihan. Dan pastinya dari dua pilihan ini tidak ada yang bisa dicapai dengan rebahan ya sob 😁
Lanjut, mulainya darimana?
Sebelum lanjut, kita musti menjawab 3 pertanyaan mendasar tentang kehidupan.
1. Kita darimana? Diciptakan oleh Allah
2. Kita diciptakan untuk apa? Beribadah kepada Allah
3. Kita kemana setelah mati? Kembali kepada Allah
Jika inti kita hidup di dunia tujuan akhirat, maka apapun peran kita nantinya adalah apapun yang membuat Allah ridha kepada kita.
Dari kajian tadi pagi, peran di dunia dibagi menjadi dua:
1. Peran Internal
- Kesalihan individu (keimanan dan konsep tujuan hidup --> ilmu --> amal shalih, ibadah harian, akhlaqul karimah)
- Kesalihan Domestik (ilmu --> visi misi pernikahan --> ilmu seni berumah tangga dan parenting)
Peran wanita sebagai istri:
1. Sumber ketenangan suami
2. Partner diskusi suami
3. Pendukung utama suami
4. Saling menjaga
5. Support dakwah suami
6. Partner mendidik anak
Peran wanita sebagai ibu:
1. Melahirkan anak
2. Menyusui anak
3. Bersama-sama suami mendidik anak
2. Peran Eksternal
- Dakwah (menjadi panitia dakwah, nulis dakwah di blog >> nih lagi bikin, langsung action 🤭)
- Perluasan ilmu (misal sedang kuliah, kuliah yang sungguh-sungguh jangan semata-mata biar dapet ijasah)
- Menjaga dari kehancuran adab dan akhlak (minimal dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat, berusaha memperbaiki akhlak)
Tantangan dalam menjalankan peran sebagai muslimah:
1. Hedonisme (tergantung lingkungan biasanya)
2. Manajemen diri (ini banyak hal ya, masuk dalam manajemen emosi, manajemen waktu, manajemen prioritas dll)
3. Istiqomah
4. Menjaga niat (istiqomah)
Dan satu pesan dari Ummu Balqis dalam akhir kajian yakni "Action"
Jadi temen-temen yang kebetulan baca blog ini, yuk langsung action. Mari bersama-sama berkontribusi membangun peradaban Islam.
Semangat karena Allah.. ^^