Setiap orang tentunya ingin berbagi. Membuat orang
lain senang dengan apa yang kita berikan menurutku membuat candu. Selalu ingin
melakukannya lagi dan lagi. Berbagi sesuatu.
Setiap orang tahu
itu. Tapi apakah sesuatu itu? Apa yang bisa kita bagi?
Yah, sesuatu. Sesuatu yang bisa mewujudkan
cita-cita rakyat Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri.
Bisakah itu? Mau
berbagi ke seluruh masyarakat Indonesia?
Tentu saja bisa. Mungkin ada yang sedikit bingung
sebenarnya teknik berbagi macam apa yang akan dikemukakan di sini. Sebenarnya
sederhana tapi mengena.
Jika ingin suatu bangsa maju, maka yang terpenting
adalah mempersiapkan sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas mampu
melakukan apapun untuk lebih berkembang.
Hmmmm..
Salah satu cara berbagi yang digunakan adalah
berbagi ilmu melalui buku. Sederhana memang jika dilihat dari sisi ide, tapi
rumit ketika diaplikasikan secara teknis.
Sebentar,
sebentar.. Mau berbagi ilmu melalui buku ke seluruh pelosok Indonesia? Kau
bercanda? Indonesia kan luaaaaassss.. Belum lagi kendala-kendala yang mesti muncul.
Menyerah dengan adanya kendala-kendala seperti
itu? Bukan pemuda dong namanya kalau tidak punya solusi. Ok, kita rinci satu per satu kendala beserta
solusinya.
Ok, kendalanya seperti
ini..
Indonesia terdiri
dari gugusan pulau terbentang luas. Membagikan buku kepada seluruh masyarakat
Indonesia tidaklah mudah. Right? Tentunya
butuh tenaga, waktu, dan biaya yang besar.
Penduduk Indonesia kan sangat banyak. Tiap orang
ngirim satu buku ke satu daerah. Misal si A yang tinggal di Sumatera ngirim
satu buku ke satu alamat di Nusa Tenggara Barat. Jika tiap orang di insonesia
melakukan hal yang sama, alhasil bisa disimpulkan inilah tim terbesar yang
pernah ada. Tiap orang melakukan sesuatu untuk satu tujuan yang sama. Iya kan?
Dapat alamatnya?
Errr.. -.-“
kan bisa di-googling,
nanya teman asal daerah yang mau dikirimi buku, nitip temen, atau kirim aja
ke alamat sekolah di daerah.
Hmmm.. bisa,
bisa..
Tapi, iya kalau
yang dikasi buku mau dan mau baca. Kalau nggak?
Sia-sia dong udah capek-capek ngasih buku..
Nah, berarti butuh pendekatan ke masyarakat di
daerah, terutama anak usia sekolah. Misal beri/pinjami (kalau buku terbatas)
mereka buku dan ceritakan sisi menarik dari buku tersebut. Sesuatu yang baru bagi daerah tersebut.
Kalau begitu, butuh
resourse untuk meng-handle dan memberikan pencerdasan
mengenai pentingnya ilmu pengetahuan, membaca, dan buku kepada masyarakat
daerah. Dapat darimana orang sebanyak itu?
Perguruan tinggi di Indonesia memiliki anak didik
dan alumni dari berbagai daerah. Jumlah alumni dan anak didik ini berkali-kali
lipat dari jumlah daerah yang ada di Indonesia. Misal ekstrimnya tiap provinsi
diwakili oleh 1 orang pemuda. Cukup 33 orang pemuda seluruh Indonesia bisa
cerdas bersama-sama. Tentunya 1 pemuda di satu provinsi memiliki teman
seperjuangan di daerah yang sama. Saya yakin tiap pemuda berpendidikan masih
memiliki rasa sense of belonging terhadap
daerahnya dan Indonesia.
Pendekatan tadi bisa dilakukan oleh perwakilan
satu pemuda ini. Tidak perlu muluk-muluk, contohnya meminjamkan 1 buku ke
tetangga sebelah. Memajukan daerah berarti memajukan Indonesia juga kan? Tapi
nggak boleh arogansi daerah ya.. Emang mau dijajah lagi?
Eits, tunggu dulu..
Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa.
Memberikan pendekatan kepada masyarakat di masing-masing daerah tentunya
berbeda-beda. Pengetahuan tentang karakter tiap daerah pun dibutuhkan. Nah
lhoh, tambah rumit aja kan?
Jangan lupa, tiap perwakilan daerah kan berasal
dari daerah masing-masing. Karakter daerah masing-masing tentunya sudah
dikuasai. Lagipula sesibuk apapun mahasiswa dan alumni merantau, pastinya
pulang kampung kan? Nah, pada moment inilah
tiap orang bisa berbagi buku dan ilmunya kepada masyarakat di kampungnya
masing-masing. Easy kan?
Oia ya? Kan kita
nggak sendirian. Masih banyak pemuda Indonesia berkualitas di luar sana. Nggak
kepikiran sampe ke situ bro..
Indonesia memiliki banyak penduduk dari berbagai suku
bangsa. Setidaknya satu pemuda dari tiap daerah bisa membuat gerakan untuk
memajukan Indonesia dimulai dari daerah masing-masing. Masih mau nunggu siapa? Siapa
lagi kalau bukan kita? So, good luck
dan jadilah aktor perubahan.
*Tulisanku satu
ini menurutku cukup berbobotlah. Fresh. Hahaha… ^^