Makan
makanan haram? Tidak pernah terlintas sedikit pun di dalam pikiranku. Aku pasti
bisa menjaga diri. Tapi tidak untuk kali ini. Makanan haram ini tanpa sengaja
meluncur ke dalam tenggorokanku. Semuanya berawal pada tanggal 04 Desember 2012
di siang hari.
Temanku
Vita, menawarkan makanan kecil asal Vietnam. Makanan ini dibawakan oleh temanku
Ricko. Dia berbaik hati membagikan oleh-oleh dari salah satu peserta Comtech
kepada anak-anak lab. Tentu saja hal ini disambut baik oleh teman-teman lab.
Amik dan Hendri makan pertama kali makanan ringan ini.
Keesokan
harinya, makanan ini tergeletak tak bertuan di atas almari. Merasa
ditelantarkan, temanku Vita menawarkan makanan khas ini kepada yang lain. Aku
dan Mita menyambut senang tawaran Vita. Kami dan Vita melahap habis satu
bungkus kecil. Rasanya seperti isi kue onde-onde.
“Hmm..
rasanya kayak kacang hijau ya..?” Ujar Mita sembari mengunyah.
“Isi
onde-onde..” Tegasku.
“Iya,
isi onde-onde..” Sahut Vita setuju.
“Eh,
tunggu dulu. Itu masih belum kadaluarsa kan?” Tanyaku khawatir. Namun tetap
mengunyah santai.
“Bentar..”
Jawab Vita sembari memeriksa tanggal kadaluarsa pada kemasan. “Hmm.. belum kok.
Masih 2013..”
“Oh, syukurlah..”
“Eh,
tapi itu halal ndak? Kok nggak ada label ‘halal’nya?” Tanya Mita was-was.
“Ya
ndak tau Mita. Humm.. rasanya kayak kacang hijau” Gumam Vita.
Selesai
makan, Vita penasaran dengan komposisi makanan asing itu. Keseluruhan bahasa
yang terdapat pada kemasan berbahasa Vietnam. Iseng, Vita mencari arti dari
komposisinya.
“Yaa..
pantes rasanya kayak kacang hijau. Ini lho emang dari kacang hijau..” Teriak
Vita.
“Owh..”
Aku dan Mita hanya manggut-manggut. Makanan ringan itu juga telah raib dari
tangan kami.
Beberapa
detik kemudian..
“Aaaaaa….”
Teriak Vita.
“Kenapa
Vit?” Tanyaku spontan mendengar Vita teriak di depanku.
“Salah
satu komposisinya artinya ‘lemak babi’..” Ujar Vita agak menyesal.
“Heh,
sumpah Vit?” Tanya Mita meyakinkan.
“Iya..
gimana ini?” Rengek Vita.
“Ya
udah. Mau gimana lagi. Udah terlanjur. Lagian kan kita nggak tau sebelumnya..”
Jawabku mencoba menghibur diri.
Dengan
kekagetan yang luar biasa, spontan aku dan Vita mau muntah. Namun sia-sia. Tak
berapa lama kemudian, Amik datang.
“Mik,
kemarin kamu makan jajan dari Ricko juga kan?” Tanya Vita.
“Iya,
kenapa Vit?” Jawab Amik kemudian bertanya balik.
“Itu
lho ada lemak babinya..”
“Haaa..???
Sumpah..???” Amik adalah satu-satunya orang yang paling sangat terkejut sekali
mendengar pernyataan dari Vita. Sedikit kurang yakin, Amik ‘googling’ sendiri
nama komposisi yang berdasarkan penjelasan Vita artinya lemak babi, mo lon.
Setelah yakin bahwa yang telah dimakannya terdapat campuran lemak babi, Amik
terlihat sangat shock.
Hendri
yang dari tadi berada dalam satu ruangan baru sadar dengan pembicaran kami.
“Haa..???
Itu ada lemak babinya??” Tanya Hendri meyakinkan. Kami hanya tertawa. Dan dia
pun berteriak “Rickoooo…”
“Tapi
ya bukan sepenuhnya kesalahan Ricko. Dia kan juga nggak tahu..” kata Amik.
Hmm,
pelajaran hari ini kalo makanan Indonesia sebelum makan dilihat dulu tanggal
kadaluarsanya. Tapi kalo makanan dari luar negeri terutama negara yang
mayoritas penduduknya bukan Islam, sebelum makan periksa terlebih dahulu
komposisinya baru tanggal kadaluarsanya.
Ok,
sesi makan makanan haram usai. Aku pun pergi kuliah.
Selesai
kuliah, kudapati hari tengah maghib. Seperti biasa, kami menunggu kaum adam
untuk jadi imam.
Yang
awal wudhu Mita, disusul aku dan Vita. Selanjutnya Esti dan Titi. Titi agak
lama di kamar mandi. Dan tiba-tiba Hendri telah berada di tempat yang disediakan
untuk imam. Kemudian Didin bertanya,
“Hen,
emang kamu udah wudhu? Kan dari tadi kamar mandinya belum buka?”
“Oh
iya. Astaghfirullah..” Ujar Hendri.
Spontan,
kami berempat tertawa.
Titi
keluar dari kamar mandi, kami masih berada di tempat makmum paling belakang dan
sudah mengenakan mukenah. Menunggu imam yang tak kunjung datang, akhirnya kami
ngobrol. Melihat kami ngobrol, para cowok tidak segera ambil wudhu. Mereka
malah membicarakan kami yang katanya mirip ibu-ibu pengajian.
“Udah,
pengajian dulu sana. Sholatnya ntar jam 6 tepat” ujar Hendri.
“Heh,
Hendri lhoo.. Ayo cepet.. Ada yang mau ada kulaih juga ini.. “Teriak Mita
Mereka
tetap saja ngobrol dan tidak mempedulikan kami.
Ujok
masih di kamar mandi, disusul Didin, Angga, Aan, Hendri, dan terakhir Hanif.
Sebelum sholat, Amik menakut-nakuti Ujok dengan belalang. Haha.. ternyata Ujok
takut sama belalang.
Kami
pun akhirnya sholat. Dengan formasi :
Hendri
(imam)
Angga,
Ujok
Hanif,
Didin, Aan
Titi,
Esti, Vita, Aku, Mita
Mesin AS/RS
Sebelum
sholat, para cowok berujar, wah ini formasi sepak bola. Lima tiga.. Eh, yang
depan sendiri itu Balloteli. Hahaha.. Tertawa riang sebelum sholat..
Sholat
pun dimulai. Rasanya nyaman. Kami sholat diantara mesin AS/RS, konveyor, serta mesin
milling dan turning otomatis. Benar-benar kerasa kalo ada di lab. Mungkin aku
akan merindukan saat-saat seperti ini nantinya.. ^^