Selasa, 26 April 2011

Merenung sejenak


Individu yang paling maju, yang berprestasi paling tinggi, bisa berhenti berkembang, bisa merosot ditelan lautan tradisi yang kurang baik, terkebelakang, karena dua hal : tak ada kesempatan dan tak ada biaya untuk perkembangannya. Bangsa-bangsa Hindia terlalu miskin. Kewajiban bagi yang agak tidak miskin untuk membiayai anak-anak Pribumi untuk mendapat pendidikan modern, untuk membiayai individu-individu yang berbakat, maju tapi miskin, untuk mempersiapkan semua saja untuk kelak dapat hidup sesuai dengan jamannya, dan tidak menjadi korban daripadanya. hal 191

Untuk pekerjaan semua ini dibutuhkan adanya organisasi, satu perkumpulan besar yang mengurus dan membiayai, tak peduli yang harus dibantu itu anak priyayi, anak tukang kayu ataupun anak tani. hal 192

Ah, mengapa gundik dan anak-anaknya dan sundal-sundal berbaris dalam kepala begini? Itu juga persoalan! Mendiang sahabatku dulu, mendiang Ang San Mei, dan tukang kunci dan teman-temannya itu, pernah mereka bertatap muka dengan pergundikan dan persundalan? Apa organisasi yang mereka agung-agungkan pernah menjawab? Bagaimana caranya? Caranya? Caranya? Semua yang kami lawan berasal dari satu sumber, kata Mei pada suatu kali : keterbelakangan kami sendiri, kebanggaan-kebangsaan yang dungu, berlebihan dan tanpa dasar; dan keterbelakangan itu mengambil Kaisarina kami sebagai lambang, Kaisarina dan seluiruh kekuasaan serta alat-alatnya. Kerajaan harus tumbang digantikan oleh Republik.
Apa itu menjamin segala dan semua?
Suatu awal harus dimulai, ulangnya, ulangnya. hal 268

Setiap permulaan berat. Setiap pikiran dasar tidak memerlukan melihat kenyataan lagi. Atau kenyataan itu harus tunduk pada pikiran dasar atau pikiran dasar dipunahkan olehnya.hal 468
Pramoedya Ananta Toer dalam "Jejak Langkah"