Bahas tentang pacaran nih, iseng aku chat gpt hari ini. Pertanyaan simple. Cuman kalian ngerasa ga sih kadang chat gpt itu kek enak aja diajak ngobrol. #eh..
Ok, aku share nih hasil chat gpt isengku. Enjoy!!
Menulis
Bahas tentang pacaran nih, iseng aku chat gpt hari ini. Pertanyaan simple. Cuman kalian ngerasa ga sih kadang chat gpt itu kek enak aja diajak ngobrol. #eh..
Ok, aku share nih hasil chat gpt isengku. Enjoy!!
Umur berapa kalian tau tentang alokasi pendapatan? Wkwk kalo aku setelah beberapa tahun setelah lulus kuliah S1, lupa tepatnya kapan. Telat?? Tergantung. Ga ada yang telat selama ada tekad memperbaiki.
Oke, lanjut. Dari beberapa pendapat yang aku baca, intinya pendapatan dibagi menjadi 4 alokasi:
1. Caring 10% x pendapatan
Isinya zakat, sedekah/ infaq. Terutama ke orangtua yak
2. Saving/ investing 40% x pendapatan
Pos ini bisa berupa tabungan tunai, emas, rencana usaha, atau investing untuk diri sendiri misal upgrade skill atau sekolah lagi.
3. Living 30% x pendapatan
Ini sih simplenya adalah kebutuhan hidup selama sebulan (kalo gajinya per bulan). "Kebutuhan" yak
4. Playing 20% x pendapatan
Playing nih bisa berupa alokasi tabungan liburan, maen, ngafe, traktir temen, intinya yang keinginan di luar living
Setahuku ini sih yang utama. Kalian bisa menyesuaikan dengan kondisi dan pendapatan masing-masing.
Saranku, untuk poin 1, di awal kalian bisa saving dana darurat. Nominalnya antara 3-12 bulan kali nominal living. Setelah itu baru kemudian lanjut nabung untuk alokasi yang lain.
Jadi misal living per bulan 2jt ya kalian musti punya dana darurat sekitar 6-24jt. Buat apa? Misal sakit, atau hal-hal tak terduga seperti di-phk. Setidaknya masih bisa mikir atau at least nyari kerja selama minimal 3 bulan.
Untuk prosentase bisa berbeda tiap orang, tapi pastikan dana invest ini yang paling besar. Kenapa? Biar bisa mengerem keinginan- keinginan yang tujuannya belum jelas.
Oia, satu ilmu lagi. Menurut pakar keuangan, indikator terkait keuangan dibagi menjadi 3:
1. Ideal
Rasio menabung 25-30%
Rrasio membayar hutang 0-20%
Likuiditas (harta dalam bentuk cash/ mudah dijadikan cash seperti emas) 12x living
2. Pemula
Rasio menabung 10%
Rrasio membayar hutang 30%
Likuiditas 2x living
3. Gawat
Rasio menabung 0-5%
Rrasio membayar hutang > 35%
Likuiditas 0x living
Dari indikator di atas, kalian masuk kategori yang mana?
Apapun itu, oke kalian terima dulu. Setelahnya mulai membenahi dengan tujuan keuangan yang lebih sehat.
Caranya gimana?
1. Catat semua pengeluaran dan pemasukan, detil untuk apa aja
2. Kategorikan semua pengeluaran ke dalam 4 maping keuangan di atas.
3. Analisa kalian masuk di kategori keuangan yang mana? Ideal, pemula, atau gawat?
Kurangi hal-hal kategori keinginan, singkirkan perlahan. Dan beberapa waktu ke depan, semoga keuangan kalian sudah bisa masuk kategori ideal ya. Aamiin ^^
Jumat siang, aku sholat dhuhur di tempat sholat kantor, sendirian. Tiba-tiba temenku dateng dan sholat juga. Usai sholat kami berbincang. Perbincangan ringan awalnya, trus mengarah ke pembicaraan tentang kampus.
Jadi, adek temenku ini mau daftar perguruan tinggi. Dia bingung mau mengarahkan adeknya ke jurusan apa karena jurusan pilihan adeknya menurutnya kurang prospek. Aku pun mencoba memberikan saran menurut perspektifku. Bagaimana perjalananku menemukan tujuan kampus. Dan tentu saja, ada saja ujian menuju kampus.
Tak lama, temenku yang lain ikut nimbrung. Semakin lama semakin membahas tentang perjalananku mulai smp sampai lulus kuliah dan beberapa impianku yang belum tercapai.
Lama ngobrol tiba-tiba temenku yang terakhir dateng nyeletuk, "kamu ga pengen mewujudkan lagi mimpimu?" Eh.. kok jadi bahas aku yak?? 😅
Dengan sok wise, aku berdalih, "Saat ini aku tuh ngerasa kalo ilmu agamaku jauh di bawah ilmu dunia ku. Jadi misiku mau menaikkan dulu ilmu akheratku hingga mereka setara. Baru setelah itu aku naikkan keduanya secara bersamaan"
Tapi memang sih, value dulu yang duniawi agaknya beda dengan value yang aku pegang saat ini. Dunia itu bisa berbarengan dengan akherat, jadi mau aku seimbangkan dulu kemudian bertumbuh bersamaan ^^
x
Hari ini aku ke kantor naik angkot. Dan seperti dugaanku, aku kesulitan menyebrang karena seramai itu memang. Daaannnn.. pengendara motor tidak mau berhenti walau lampu merah. Jadilah aku tertahan di pinggir jalan selama sekitar 10 menit. Dua sampai tiga kali lampu merah tidak bisa mengantarkanku ke seberang.
Ok, aku menunggu lampu merah selanjutnya sambil memohon kepada Allah untuk dimudahkan. Lampu merah menyala daaannn.. aku bisa dengan smooth berjalan agak berlari ke seberang. Setelah aku menyebrang, palang pintu kereta diturunkan. Alhamdulillah.
Tanpa kita sadari, sebenarnya kita "sombong" dan tidak mau berdoa kepada Allah. Padahal sekalinya berdoa, langsung dikabulkan. Bahkan dihindarkan dari kejelekan lain yang tidak kita duga sebelumnya. Allah sesuai prasangka hambaNya.
Next cerita selanjutnya. Hari itu akan ada meeting online dengan petinggi perusahaan. Bukan aku yang presentasi, tapi atasanku. Cuman aku ikut "nimbrung" di ruang meeting. Menunggu lama, aku pun mengungkapkan, semoga meeting kali ini berjalan smooth, tidak ada yang diperdebatkan, dan langsung ke next project. Hal ini diaminkan oleh kedua atasanku meskipun mereka beranggapan ini hanya keinginanku saja, realitanya belum tentu demikian. Meeting sebelumnya berlangsung kacau, waktu itu aku tidak ikut meetingnya.
Meeting dimulai, dan sesuai prasangkaku di awal, meeting berjalan smooth dan rapi. Beralih membahas next project dan aman. Alhamdulillah. Bukankah Allah sesuai prasangka hambaNya? Jadi ga ada ruginya kita berdoa dan berprasangka baik kepada Allah. Semoga itu menjadikan pahala dan mendekatkan kita kepada Allah. Aamiin
Jadi, apapun itu, masalah besar atau kecil, selalu libatkan Allah. Berdoa dan berprasangka baik kepada Allah.
Semoga kita semua dikumpulkan di jannah firdausNya tanpa hisab. Aamiin ^^
Beberapa tahun terakhir, sempat menonton di youtube video tentang Dr. Zakir Naik. Bagaimana beliau berargumen mengenai Islam. Penjelasannya mengenai Islam sangat lugas dan sederhana.
Daaan.. info dari temen kantor, dia punya buku karangan Ahmed Deedat berjudul The Choice. Siapakah beliau? Ahmed Deedat ini gurunya Dr. Zakir Naik. Ok, semakin penasaran dengan buku The Choice, aku pun membacanya.
Sedikit ulasan di sini, di beberapa halaman awal, menceritakan seorang Ahmed Deedat muda yang menghadiri serangkaian ceramah keagamaan oleh seorang ahli ilmu agama Kristen. Pendeta tersebut menjelaskan secara terperinci ramalan-ramalan injil.
Ceramah pendeta tersebut membuat Ahmed Deedat bertanya, jika kitab injil meramalkan banyak hal, termasuk Paus dan Israel, maka seharusnya ada sesuatu yang mengatakan tentang kedermawanan terbesar dari umat manusia -Nabi suci Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam-
Sebagai pemuda, Ahmed Deedat mulai mencari jawabannya. Dan berikut kutipan ringkas perbincangan Ahmed Deedat dengan seorang Dominee (sebutan pendeta di Afrika)
Ahmed Deedat mengajukan pertanyaan, "Apakah yang dikatakan Injil tentang Muhammad?"
Tanpa ragu ia menjawab, "Tidak ada!"
"Mengapa tidak ada? Berdasarkan penafsiran Anda, Injil mengatakan banyak hal tentang bangkitnya Soviet Rusia dan tentang hari akhir, bahkan tentang Paus dari Katholik Roma?"
Dia berkata, "Ya, tetapi tidak ada tentang Muhammad"
Ahmed Deedat bertanya, "Menurut Anda, bukankah di dalam Perjanjian Lama terdapat ratusan ramalan sehubungan dengan kedatangan Yesus?"
Dominee menyela, "Bukan ratusan, bahkan ribuan"
Ahmed Deedat bertanya kembali, "Dari ribuan ramalan tersebut, dapatkah Anda menunjukkan satu saja ramalan yang menyebutkan nama Yesus? Istilah Mesias yang diterjemahkan Kristus adalah bukan nama tapi sebuah sebutan. Adakah ramalan yang mengatakan bahwa nama Mesias akan menjadi Yesus dan ibunya akan menjadi Maria, bahwa yang seharusnya menjadi ayahnya adalah Yusuf si tukang kayu, bahwa ia akan lahir pada masa pemerintahan raja Hero dan lain-lain?"
"Tidak! Tidak ada perincian seperti itu!" Jawab Dominee
"Lalu bagaimana Anda menyimpulkan bahwa ribuan ramalan tersebut mengacu pada Yesus?"
Beliau berdua membahas Ulangan, pasal 18, ayat 18 yang bisa diterjemahkan:
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini (seperti Musa), Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala hal yang Kuperintahkan kepadanya." (Kitab-Ulangan 18:18)
Ahmed Deedat bertanya, "Kepada siapa ramalan tersebut ditujukan?"
Tanpa keraguan dominee menjawab, "Yesus!"
"Mengapa Yesus? Namanya tidak disebut di sini?"
"Karena ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini cukup melukiskannya. Anda lihat, kata paling penting dalam ramalan ini adalah Soos Jy Is (like unto thee), seperti kamu, seperti Musa, dan Yesus seperti Musa"
"Dalam hal apa Yesus seperti Musa?"
Jawabannya adalah,
"Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi
Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi
Karena itu, Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tuhan kepada Musa, Soos Jy Is"
Ahmed Deedat bertanya kembali, "Dapatkah Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?"
Dominee menjawab ia tidak dapat memikirkan yang lain.
Ahmed Deedat berargumen bahwa kriteria untuk ramalan ini dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil seperti Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang "Yahudi" dan "Nabi"
Dan Ahmed Deedat berpendapat bahwa Yesus hampir tidak seperti Musa.
"Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena, menurut pendapat Anda, Yesus adalah Tuhan, tetapi Musa bukanlah Tuhan. Apakah ini benar?"
Dominee menjawab, "Ya"
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa! Kedua, menurut Anda Yesus mati untuk dosa-dosa dunia, tetapi Musa tidak mati untuk hal itu. Apakah hal ini benar?"
"Ya"
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa! Ketiga, menurut Anda, Yesus pergi ke neraka selama tiga hari, tetapi Musa tidak masuk ke sana. Apakah hal ini benar?
"Ya"
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"
"Tetapi.."
Lanjut ke perbincangan selanjutnya di Bab II "Delapan Argumen yang Tak Terbantahkan"
1. Ayah dan Ibu
Musa mempunyai seorang ayah dan ibu, Muhammad juga mempunyai seorang ayah dan ibu.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," Dominee menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
2. Kelahiran Ajaib
Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran fisik antara seorang laki-laki dan perempuan, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban istimewa.
"Apakah benar kelahiran Yesus yang ajaib berlawanan dengan kelahiran Musa dan Muhammad yang alami?
"Ya," dia menjawab dengan bangga.
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
3. Ikatan Perkawinan
Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi bujangan selama hidupnya.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
4. Yesus Ditolak oleh Kaumnya
Musa dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh kaumnya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Yesus bahkan sampai hari ini setelah 2000 tahun, kaumnya, orang-orang Yahudi, secara keseluruhan menolaknya.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
5. Kerajaan Dunia Lain
Musa dan Muhammad adalah nabi dan juga raja. Akan tetapi Yesus hanya menyatakan sebagai seorang nabi.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
6. Tak Ada Hukum Baru
Musa dan Muhammad membawa hukum dan aturan baru untuk kaumnya, akan tetapi Yesus datang hanya untuk menggenapi hukum lama. Singkatnya, Yesus tidak menciptakan agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
7. Bagaimana Mereka Pergi
Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
8. Surga Sebagai Tempat Kediaman
Musa dan Muhammad terbaring di kubur dalam bumi, tetapi menurut Anda, Yesus beristirahat di surga.
"Apakah hal ini benar?"
"Ya," dia menjawab
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"
Perbincangan lanjut ke Bab III, "Bukti Lebih Lanjut"
Ismail Anak Pertama
Membuktikan rangkaian kata Like Unto Thee (seperti kamu - seperti Musa):
"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini.." Penekanan pada kata-kata, "Dari antara saudara mereka"
Musa dan kaumnya, orang-orang Yahudi adalah satu kesatuan ras, dan sebagai saudara mereka adalah bangsa Arab.
Ismail dan Ishak adalah anak Ibrahim. Keturunan Ishak adalah bangsa Yahudi dan keturunan Ismail adalah bangsa Arab, jadi mereka saudara satu sama lain. Muhammad berasal dari saudara mereka.
Firman Dalam Mulut
Lebih jauh ramalan mengatakan, "... dan Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya .."
Ahmed Deedat bertanya, "Jika saya meminta anda (Dominee) untuk membaca Ulangan 18:18, dan Anda membacanya, apakah itu berarti saya telah menaruh firman saya dalam mulut Anda?
"Tidak", jawab Dominee
"Jika saya mengajari Anda sebuah bahasa yang Anda tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta Anda untuk membaca atau mengulangi sesudah saya, apa yang saya ucapkan, tidakkah saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum pernah didengar dan telah kamu ucapkan, ke dalam mulut Anda? Dominee setuju.
Dengan cara yang sama, Muhammad mendapatkan wahyu perantara Malaikat Jibril. Kata-kata wahyu tersebut benar-benar ditaruh di dalam mulutnya, tepat seperti dikatakan dalam ramalan pada diskusi, "Dan Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya" (Kitab Ulangan 18:18)
Dan masih banyak hal yang diungkap Ahmed Deedat dalam bukunya yang berjudul The Choice ini. Termasuk beberapa hal lain dalam ramalan yang mengarahkan bahwa yang dimaksud adalah nabi Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam.
Banyak insight baru yang bisa didapatkan dalam buku ini. Yang penasaran, bisa baca selengkapnya di bukunya langsung yak.
Semangat Membacaaaa!! ^^
#AhmedDeedat
#TheChoice
#Resensi
#Diskusi
#DialogIslam-Kristen