Rabu, 05 Desember 2012

Hari tak Terlupakan


Makan makanan haram? Tidak pernah terlintas sedikit pun di dalam pikiranku. Aku pasti bisa menjaga diri. Tapi tidak untuk kali ini. Makanan haram ini tanpa sengaja meluncur ke dalam tenggorokanku. Semuanya berawal pada tanggal 04 Desember 2012 di siang hari.
Temanku Vita, menawarkan makanan kecil asal Vietnam. Makanan ini dibawakan oleh temanku Ricko. Dia berbaik hati membagikan oleh-oleh dari salah satu peserta Comtech kepada anak-anak lab. Tentu saja hal ini disambut baik oleh teman-teman lab. Amik dan Hendri makan pertama kali makanan ringan ini.
Keesokan harinya, makanan ini tergeletak tak bertuan di atas almari. Merasa ditelantarkan, temanku Vita menawarkan makanan khas ini kepada yang lain. Aku dan Mita menyambut senang tawaran Vita. Kami dan Vita melahap habis satu bungkus kecil. Rasanya seperti isi kue onde-onde.
“Hmm.. rasanya kayak kacang hijau ya..?” Ujar Mita sembari mengunyah.
“Isi onde-onde..” Tegasku.
“Iya, isi onde-onde..” Sahut Vita setuju.
“Eh, tunggu dulu. Itu masih belum kadaluarsa kan?” Tanyaku khawatir. Namun tetap mengunyah santai.
“Bentar..” Jawab Vita sembari memeriksa tanggal kadaluarsa pada kemasan. “Hmm.. belum kok. Masih 2013..”
“Oh, syukurlah..”
“Eh, tapi itu halal ndak? Kok nggak ada label ‘halal’nya?” Tanya Mita was-was.
“Ya ndak tau Mita. Humm.. rasanya kayak kacang hijau” Gumam Vita.
Selesai makan, Vita penasaran dengan komposisi makanan asing itu. Keseluruhan bahasa yang terdapat pada kemasan berbahasa Vietnam. Iseng, Vita mencari arti dari komposisinya.
“Yaa.. pantes rasanya kayak kacang hijau. Ini lho emang dari kacang hijau..” Teriak Vita.
“Owh..” Aku dan Mita hanya manggut-manggut. Makanan ringan itu juga telah raib dari tangan kami.
Beberapa detik kemudian..
“Aaaaaa….” Teriak Vita.
“Kenapa Vit?” Tanyaku spontan mendengar Vita teriak di depanku.
“Salah satu komposisinya artinya ‘lemak babi’..” Ujar Vita agak menyesal.
“Heh, sumpah Vit?” Tanya Mita meyakinkan.
“Iya.. gimana ini?” Rengek Vita.
“Ya udah. Mau gimana lagi. Udah terlanjur. Lagian kan kita nggak tau sebelumnya..” Jawabku mencoba menghibur diri.
Dengan kekagetan yang luar biasa, spontan aku dan Vita mau muntah. Namun sia-sia. Tak berapa lama kemudian, Amik datang.
“Mik, kemarin kamu makan jajan dari Ricko juga kan?” Tanya Vita.
“Iya, kenapa Vit?” Jawab Amik kemudian bertanya balik.
“Itu lho ada lemak babinya..”
“Haaa..??? Sumpah..???” Amik adalah satu-satunya orang yang paling sangat terkejut sekali mendengar pernyataan dari Vita. Sedikit kurang yakin, Amik ‘googling’ sendiri nama komposisi yang berdasarkan penjelasan Vita artinya lemak babi, mo lon. Setelah yakin bahwa yang telah dimakannya terdapat campuran lemak babi, Amik terlihat sangat shock.
Hendri yang dari tadi berada dalam satu ruangan baru sadar dengan pembicaran kami.
“Haa..??? Itu ada lemak babinya??” Tanya Hendri meyakinkan. Kami hanya tertawa. Dan dia pun berteriak “Rickoooo…”
“Tapi ya bukan sepenuhnya kesalahan Ricko. Dia kan juga nggak tahu..” kata Amik.
Hmm, pelajaran hari ini kalo makanan Indonesia sebelum makan dilihat dulu tanggal kadaluarsanya. Tapi kalo makanan dari luar negeri terutama negara yang mayoritas penduduknya bukan Islam, sebelum makan periksa terlebih dahulu komposisinya baru tanggal kadaluarsanya.
Ok, sesi makan makanan haram usai. Aku pun pergi kuliah.
Selesai kuliah, kudapati hari tengah maghib. Seperti biasa, kami menunggu kaum adam untuk jadi imam.
Yang awal wudhu Mita, disusul aku dan Vita. Selanjutnya Esti dan Titi. Titi agak lama di kamar mandi. Dan tiba-tiba Hendri telah berada di tempat yang disediakan untuk imam. Kemudian Didin bertanya,
“Hen, emang kamu udah wudhu? Kan dari tadi kamar mandinya belum buka?”
“Oh iya. Astaghfirullah..” Ujar Hendri.
Spontan, kami berempat tertawa.
Titi keluar dari kamar mandi, kami masih berada di tempat makmum paling belakang dan sudah mengenakan mukenah. Menunggu imam yang tak kunjung datang, akhirnya kami ngobrol. Melihat kami ngobrol, para cowok tidak segera ambil wudhu. Mereka malah membicarakan kami yang katanya mirip ibu-ibu pengajian.
“Udah, pengajian dulu sana. Sholatnya ntar jam 6 tepat” ujar Hendri.
“Heh, Hendri lhoo.. Ayo cepet.. Ada yang mau ada kulaih juga ini.. “Teriak Mita
Mereka tetap saja ngobrol dan tidak mempedulikan kami.
Ujok masih di kamar mandi, disusul Didin, Angga, Aan, Hendri, dan terakhir Hanif. Sebelum sholat, Amik menakut-nakuti Ujok dengan belalang. Haha.. ternyata Ujok takut sama belalang.
Kami pun akhirnya sholat. Dengan formasi :
Hendri (imam)
Angga, Ujok
Hanif, Didin, Aan
Titi, Esti, Vita, Aku, Mita
 Mesin AS/RS 
Sebelum sholat, para cowok berujar, wah ini formasi sepak bola. Lima tiga.. Eh, yang depan sendiri itu Balloteli. Hahaha.. Tertawa riang sebelum sholat..
Sholat pun dimulai. Rasanya nyaman. Kami sholat diantara mesin AS/RS, konveyor, serta mesin milling dan turning otomatis. Benar-benar kerasa kalo ada di lab. Mungkin aku akan merindukan saat-saat seperti ini nantinya.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar