Minggu, 08 Juni 2025

Beneran Udah Bisa Maping Penghasilan? Cek Yuk!

Umur berapa kalian tau tentang alokasi pendapatan? Wkwk kalo aku setelah beberapa tahun setelah lulus kuliah S1, lupa tepatnya kapan. Telat?? Tergantung. Ga ada yang telat selama ada tekad memperbaiki.

Oke, lanjut. Dari beberapa pendapat yang aku baca, intinya pendapatan dibagi menjadi 4 alokasi:

1. Caring 10% x pendapatan

Isinya zakat, sedekah/ infaq. Terutama ke orangtua yak

2. Saving/ investing 40% x pendapatan

Pos ini bisa berupa tabungan tunai, emas, rencana usaha, atau investing untuk diri sendiri misal upgrade skill atau sekolah lagi.

3. Living 30% x pendapatan

Ini sih simplenya adalah kebutuhan hidup selama sebulan (kalo gajinya per bulan). "Kebutuhan" yak

4. Playing 20% x pendapatan

Playing nih bisa berupa alokasi tabungan liburan, maen, ngafe, traktir temen, intinya yang keinginan di luar living

Setahuku ini sih yang utama. Kalian bisa menyesuaikan dengan kondisi dan pendapatan masing-masing.

Saranku, untuk poin 1, di awal kalian bisa saving dana darurat. Nominalnya antara 3-12 bulan kali nominal living. Setelah itu baru kemudian lanjut nabung untuk alokasi yang lain.

Jadi misal living per bulan 2jt ya kalian musti punya dana darurat sekitar 6-24jt. Buat apa? Misal sakit, atau hal-hal tak terduga seperti di-phk. Setidaknya masih bisa mikir atau at least nyari kerja selama minimal 3 bulan.

Untuk prosentase bisa berbeda tiap orang, tapi pastikan dana invest ini yang paling besar. Kenapa? Biar bisa mengerem keinginan- keinginan yang tujuannya belum jelas.

Oia, satu ilmu lagi. Menurut pakar keuangan, indikator terkait keuangan dibagi menjadi 3:

1. Ideal

Rasio menabung 25-30%

Rrasio membayar hutang 0-20%

Likuiditas (harta dalam bentuk cash/ mudah dijadikan cash seperti emas) 12x living


2. Pemula

Rasio menabung 10%

Rrasio membayar hutang 30%

Likuiditas 2x living


3. Gawat

Rasio menabung 0-5%

Rrasio membayar hutang > 35%

Likuiditas 0x living


Dari indikator di atas, kalian masuk kategori yang mana?

Apapun itu, oke kalian terima dulu. Setelahnya mulai membenahi dengan tujuan keuangan yang lebih sehat.

Caranya gimana? 

1. Catat semua pengeluaran dan pemasukan, detil untuk apa aja

2. Kategorikan semua pengeluaran ke dalam 4 maping keuangan di atas. 

3. Analisa kalian masuk di kategori keuangan yang mana? Ideal, pemula, atau gawat?

Kurangi hal-hal kategori keinginan, singkirkan perlahan. Dan beberapa waktu ke depan, semoga keuangan kalian sudah bisa masuk kategori ideal ya. Aamiin ^^

Journey no boy or men relationship

Inget banget waktu lulus SD pengen masuk SMP, bukan pesantren. Salah satu alasannya biar bisa ngerasain keseruan masa transisi dari anak-anak ke remaja, yakni pacaran. Ngeliat di televisi dan sinetron remaja saat itu membuatku tertarik pacaran.
Kehidupan di SMP jadinya seperti apa?? Menyenangkan. Pembahasan tentang cowok sering bermunculan di antara teman-temanku. Si A ngincer si B dari kelas sebelah, atau kisah cinta tak berbalas dari kelas lain yang dituang dalam fitur "titip salam" di majalah sekolah. Belum lagi ada "cowok idola" juga di sekolah, udah kek di sinetron.
Lalu bagaimana denganku? Apakah aku bertemu si "someone" yang mengajakku pacaran? Alhamdulillahnya ngga adaa.. 😅
Dari kelas 7 sampai 9 ngga ada satupun cowok yang mendekatiku. Eh, kalau dipikir-pikir ada satu cowok sekelasku di kelas 7 yang entah kenapa kami bisa saling ngobrol dengan sangat nyambung. Kadang dia juga memujiku tentang beberapa hal. Anggap namanya A. 
Suatu hari A cerita kalo temennya ada yang mirip aku. Aku menceritakan hal ini ke temen yang lain. Dan temenku bilang kalo A suka sama cewek yang mirip aku itu. Akhirnya aku menghindar deh. Dan si A kemudian pindah sekolah saat kami masih kelas 7.
Udah itu saja. Masa SMP seru untuk diamati, bukan dinikmati.
Akhir SMP di kelas 9, aku memutuskan untuk tidak berpacaran. Kenapa? Dalam agama Islam ga boleh. Sesederhana itu alasanku.
Masuk SMA udah nggak kepikiran pacaran. Eh, malah nongol ada 2 cowok ganteng yang sepertinya naksir aku. (Pede amat mbak?? 😅) 
Trus kek yang 'yahhh.. kok kalian munculnya sekarang sih??' Hahaha
Oia, temen SMP ku sempet cerita waktu kami baru ketrima SMA kalo dia ketemu sama si A waktu tes masuk SMA. Setelahnya temenku ini kek beberapa kali update tentang A, misal si A tambah ganteng lah, anak paskib lah, cuman ya gitu aja sih. Aku ga pernah ketemu dia lagi btw.
Ok, balik ke 2 cowok temen SMA ku yang aku ngerasa mereka naksir aku.
Cowok 1, anggep namanya B. Dia itu jago basket, anak OSIS, anak band, ikut paskibraka juga. Nah tuh, idola SMA banget kan??
Cowok 2, anggep namanya C. Dia anak rohis (organisasi Islam di SMA), ikut olimpiade, anak futsal, ikut paskibraka, dan masuk ranking 5 besar di kelasku. Aku ranking berapa? 19!! Hahaha
Oke, 2 cowok ini oke ya kan. Aku ga paham kenapa mereka naksir aku (mungkin perasaanku aja kali ya?). Tapi yang jelas, like I said, aku ga mau pacaran.
Singkat cerita kami lulus dan tanpa status apapun kecuali alumni dari almamater yang sama.
Kuliah?? Sama. Aku masih megang prinsip yang ga mau pacaran. Kalo ada yang spik-spik mengarah ke sana, ya aku tolak halus. Bener-bener mengindikasikan ga mau lah pacaran. 
Ok, sekarang gimana? Apa udah nemu tuh jodoh tanpa pacaran? Alhamdulillahnya Allah masih merahasikan jodohku. Panjang sih ceritanya. Next cerita apa aja yang terjadi setelah lulus kuliah yak.
Tapi aku berpikir yang, visi manusia itu apa sih? Tujuan diciptakan manusia itu untuk apa? Ibadah hanya kepada Allah. Ya udah ibadah. Ibadah ada banyak kan, bukan cuman nikah. Jadi, kalo emang belom dipertemukan sama jodoh, ya disyukuri dulu banyak hal lain yang udah Allah kasih. Ga perlu menggugat takdir Allah. Ga tau juga kan bakal meninggal kapan? Hal yang paling pasti di dunia itu kematian, bukan menikah punya anak punya rumah mobil pekerjaan bagus. Bukan! Jadi saling mengingatkan yuk. Jangan sampe kita fokus menguras pikiran dan tenaga pada hal-hal yang di luar kendali kita. Berdoa sudah, ikhtiar sudah, tapi belom dikabulkan? Bersyukur dulu, syukuri apa yang udah didapat. Bismillah semoga dengan mensyukuri nikmat, Allah akan menambahkan nikmatNya. Aamiin

Rabu, 19 Maret 2025

Impian

Jumat siang, aku sholat dhuhur di tempat sholat kantor, sendirian. Tiba-tiba temenku dateng dan sholat juga. Usai sholat kami berbincang. Perbincangan ringan awalnya, trus mengarah ke pembicaraan tentang kampus.
Jadi, adek temenku ini mau daftar perguruan tinggi. Dia bingung mau mengarahkan adeknya ke jurusan apa karena jurusan pilihan adeknya menurutnya kurang prospek. Aku pun mencoba memberikan saran menurut perspektifku. Bagaimana perjalananku menemukan tujuan kampus. Dan tentu saja, ada saja ujian menuju kampus. 
Tak lama, temenku yang lain ikut nimbrung. Semakin lama semakin membahas tentang perjalananku mulai smp sampai lulus kuliah dan beberapa impianku yang belum tercapai.
Lama ngobrol tiba-tiba temenku yang terakhir dateng nyeletuk, "kamu ga pengen mewujudkan lagi mimpimu?" Eh.. kok jadi bahas aku yak?? 😅
Dengan sok wise, aku berdalih, "Saat ini aku tuh ngerasa kalo ilmu agamaku jauh di bawah ilmu dunia ku. Jadi misiku mau menaikkan dulu ilmu akheratku hingga mereka setara. Baru setelah itu aku naikkan keduanya secara bersamaan"
Tapi memang sih, value dulu yang duniawi agaknya beda dengan value yang aku pegang saat ini. Dunia itu bisa berbarengan dengan akherat, jadi mau aku seimbangkan dulu kemudian bertumbuh bersamaan ^^
x